Khutbah Idul Adha 1446 H: Sagaf A. Hi. Taha Serukan Makna Pengorbanan Tulus dan Ketakwaan Sejati di Masjid Raya Alkhairat Hal-Sel - Warta Global Malut

Mobile Menu

More News

logoblog

Khutbah Idul Adha 1446 H: Sagaf A. Hi. Taha Serukan Makna Pengorbanan Tulus dan Ketakwaan Sejati di Masjid Raya Alkhairat Hal-Sel

Friday, 6 June 2025



WARTAGLOBAL.id – Suasana haru dan khidmat menyelimuti pelaksanaan Salat Idul Adha 1446 H/2025 M yang digelar di pelataran Masjid Raya Alkhairat, Kabupaten Halmahera Selatan, Jumat pagi (6/6). Ratusan jamaah yang memadati area masjid dengan pakaian putih dan aroma semerbak tanah menghijau, tampak khusyuk mendengarkan khutbah yang disampaikan oleh Khotib Sagaf A. Hi. Taha.

Khutbah yang sarat makna tersebut berhasil menoleh perhatian jamaah karena menyentuh aspek mendalam dari ibadah Idul Adha. Dengan suara lantang namun lembut, Sagaf menyampaikan pesan-pesan penting yang tidak hanya bersifat ritualistik, tetapi juga spiritual dan sosial. Berikut tujuh poin utama dari khutbah yang disampaikan:

1. Makna Pengorbanan yang Tulus

Sagaf mengawali khutbah dengan mengangkat kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya, Ismail AS, yang menjadi inti dari perayaan Idul Adha. Ia menegaskan bahwa pengorbanan sejati bukan semata-mata tindakan fisik menyembelih hewan, melainkan keikhlasan dalam mengorbankan ego, hawa nafsu, dan keinginan duniawi demi menggapai ridha Allah SWT. “Idul Adha adalah simbol pengikhlasan total kepada Allah,” ujarnya.

2. Ketaatan Tanpa Syarat kepada Allah

Dalam khutbahnya, Sagaf menekankan ketaatan luar biasa yang diperlihatkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Keduanya tidak mempertanyakan perintah Allah meski sangat berat dijalankan. “Ini adalah pelajaran tentang kepatuhan mutlak, iman yang dibuktikan lewat perbuatan, bukan sekadar ucapan,” kata Sagaf sambil mengajak jamaah untuk menjadikan ketaatan sebagai fondasi hidup.

3. Keteladanan Keluarga yang Bertakwa

Khotib juga menyoroti pentingnya meneladani keluarga Ibrahim–Hajar–Ismail sebagai keluarga yang dibangun atas dasar iman dan kesabaran. “Rumah tangga yang dilandasi takwa akan melahirkan generasi kuat, sabar, dan taat kepada Allah,” tutur Sagaf. Ia mengajak jamaah untuk menjadikan Idul Adha sebagai momentum memperbaiki kehidupan keluarga.

4. Hakikat Qurban: Takwa, Bukan Formalitas

Mengutip QS. Al-Hajj: 37, Sagaf mengingatkan bahwa yang sampai kepada Allah bukanlah daging atau darah dari hewan qurban, melainkan ketakwaan umat-Nya. “Qurban bukan seremoni tahunan, tapi bukti keikhlasan dan semangat berbagi,” tegasnya. Ia menekankan pentingnya niat dan pemurnian hati dalam melaksanakan ibadah ini.

5. Solidaritas Sosial dan Kepedulian

Dalam khutbahnya, Sagaf juga mengangkat sisi sosial dari ibadah qurban. Ia menyebut pembagian daging kepada fakir miskin, kerabat, dan tetangga sebagai bentuk nyata dari semangat keadilan dan solidaritas dalam Islam. “Idul Adha adalah momen menyebar kebaikan, mempererat silaturahmi, dan menghapus kesenjangan sosial,” ungkapnya.

6. Melatih Kesabaran dan Keikhlasan

Mengambil contoh dari perjuangan Siti Hajar yang berlari antara Safa dan Marwah demi mencari air untuk Ismail, Sagaf mengajak jamaah untuk meneladani kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi ujian hidup. “Hidup ini penuh cobaan, dan hanya dengan sabar serta ikhlas kita bisa bertahan dan meraih kemenangan sejati,” katanya dengan penuh semangat.

7. Refleksi dan Perubahan Diri

Di akhir khutbah, Sagaf mengajak jamaah menjadikan Idul Adha sebagai momentum introspeksi dan perbaikan diri. “Mari jadikan momen ini untuk memperkuat iman, memperbaiki akhlak, dan lebih giat dalam ibadah,” ajaknya. Ia berharap semangat ibadah haji dan qurban mampu membentuk pribadi yang lebih baik dan lebih bertakwa.

Khutbah tersebut ditutup dengan doa bersama, memohon agar umat Islam senantiasa diberikan kekuatan dalam menjalankan perintah Allah, serta menjadikan Idul Adha sebagai titik awal perubahan menuju kehidupan yang lebih bermakna dan penuh ketulusan.


Redaksi: Wan

KALI DIBACA

No comments:

Post a Comment