MALUT. WARTAGLOBAL.id- Keluhan masyarakat Kecamatan Obi terkait lonjakan tarif air bersih dalam beberapa bulan terakhir akhirnya mendapat tanggapan dari Direktur PDAM Kabupaten Halmahera Selatan, Soleman Bobote. Menyusul aksi protes yang digelar di kantor PDAM Obi pada 8 Februari 2025, Soleman memberikan klarifikasi mengenai penyebab kenaikan harga serta langkah-langkah yang akan diambil oleh PDAM untuk menyelesaikan persoalan ini.
Dalam wawancara pada Selasa, 11 Maret 2025, Soleman menjelaskan bahwa kenaikan tagihan air kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor teknis. Salah satu penyebab yang sering terjadi adalah kebocoran pada instalasi pipa di rumah pelanggan, yang mengakibatkan pemakaian air meningkat tanpa disadari.
"Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan kenaikan harga. Yang paling sering terjadi adalah kebocoran pada instalasi pipa di rumah pelanggan. Jika ada kebocoran, air terus mengalir dan otomatis tercatat dalam meteran," ujar Soleman.
Soleman juga menegaskan bahwa PDAM Halsel telah menerapkan sistem pencatatan pemakaian air menggunakan teknologi tagging (sistem foto meter), termasuk di Kecamatan Obi. Sistem ini diterapkan untuk memastikan bahwa jumlah tagihan yang diterima pelanggan sesuai dengan pemakaian aktual. Oleh karena itu, jika pelanggan merasa ada ketidaksesuaian dalam tagihan mereka, Soleman meminta mereka untuk segera melapor ke petugas PDAM terdekat agar bisa diperiksa lebih lanjut.
"Saya berharap masyarakat Obi lebih bijak dalam menggunakan air. Apa yang Anda pakai, itulah yang akan Anda bayar. Sistem pencatatan kami sudah menggunakan tagging untuk menghindari kesalahan perhitungan. Jika ada keluhan, silakan laporkan agar segera ditindaklanjuti," jelasnya.
Terkait keluhan masyarakat mengenai penetapan klasifikasi golongan dan tarif, Soleman memastikan bahwa PDAM Halsel tidak menetapkan harga secara sepihak. Menurutnya, semua keputusan yang diambil telah mengikuti regulasi yang berlaku, termasuk dalam penentuan tarif untuk setiap golongan pelanggan.
"PDAM Halsel tidak mungkin menetapkan tarif dan klasifikasi golongan secara sembarangan. Semua yang kami jalankan sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Jika ada kesalahan akibat manajemen kami, kami siap bertanggung jawab," tegasnya.
Meski demikian, Soleman mengakui bahwa salah satu penyebab utama munculnya kesalahpahaman ini adalah kurangnya sosialisasi dari PDAM kepada masyarakat. Ia berjanji akan memperbaiki sistem komunikasi dan transparansi agar kasus serupa tidak terjadi di masa mendatang.
"Kami menyadari bahwa kurangnya sosialisasi telah menimbulkan kebingungan di masyarakat. Untuk itu, kami akan melakukan perbaikan dalam hal komunikasi dan manajemen ke depan. Saya juga memohon maaf jika masih ada masyarakat yang belum memahami aturan yang berlaku. Ini adalah tanggung jawab kami dan akan segera kami benahi," ucapnya.
Di akhir keterangannya, Soleman menekankan pentingnya menjaga kualitas pelayanan, terutama selama bulan Ramadhan. Ia mengingatkan seluruh petugas PDAM di Kecamatan Obi untuk tetap memberikan pelayanan terbaik agar masyarakat tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan air bersih.
"Tetap jaga pelayanan, ingat ini bulan Ramadhan. Air menjadi kebutuhan prioritas bagi masyarakat, terutama untuk beribadah dan menjalankan aktivitas sehari-hari. Semoga apa yang kita lakukan mendapat berkah dari Allah SWT," tutupnya.
Dengan klarifikasi ini, diharapkan masyarakat Obi dapat memahami alasan di balik kenaikan tagihan air dan lebih aktif dalam mengawasi penggunaan air di rumah mereka. PDAM Halsel juga berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan dan komunikasi dengan pelanggan agar tidak terjadi kesalahpahaman di masa depan.
Reporter: Faldi
6 KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment