
Kondisi ini bukan yang pertama kali terjadi. Beberapa waktu lalu, sekolah ini juga dilanda banjir, meski dengan ketinggian air yang lebih rendah. Kini, ruang kelas yang seharusnya menjadi tempat belajar siswa, justru terendam hingga tak bisa digunakan.
Maemuna Manaf, Kepala sekolah SD Negeri 205 Halsel, menyampaikan keprihatinannya.
“Kalau sebelumnya air cuma sampai lutut, sekarang sudah sepinggang. Anak-anak tidak bisa sekolah. Semua aktivitas lumpuh,” Ujarnya.

Menurutnya, Rawabadak adalah daerah langganan banjir setiap kali hujan deras turun. Namun, hingga kini belum terlihat upaya serius dari pemerintah daerah untuk menangani persoalan tersebut secara menyeluruh.
“Kami tidak menuntut lebih, hanya ingin anak-anak bisa belajar dengan tenang. Masa depan mereka jangan terus-terusan dikorbankan karena persoalan banjir yang tak kunjung ada solusinya,” Lanjut Maemunah.
Ia menambahkan, para guru dan orang tua murid hanya bisa berharap agar kejadian ini benar-benar menjadi perhatian.
“Bukan sekadar dicatat lalu dilupakan. Kami ingin perubahan nyata.”
Hingga malam ini, hujan masih turun di kawasan Rawabadak. Sementara itu, ruang-ruang kelas di SD Negeri 205 masih tergenang, menanti tindakan cepat agar anak-anak bisa kembali belajar tanpa waswas.
Redaksi/Yus
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment