TK Satap Saketa Bertahan di Tengah Runtuhnya Dukungan: Tanpa Gedung, Tanpa Honor - Warta Global Malut

Mobile Menu


More News

logoblog

TK Satap Saketa Bertahan di Tengah Runtuhnya Dukungan: Tanpa Gedung, Tanpa Honor

Monday, 9 June 2025


MALUT, WARTAGLOBAL.id – TK Satu Atap (Satap) Saketa, satu-satunya lembaga pendidikan anak usia dini yang masih aktif di Desa Saketa, Kecamatan Gane Barat, Halmahera Selatan, kini beroperasi dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Tanpa gedung sendiri dan tanpa honor bagi tenaga pendidik non-PNS, sekolah ini terus berjalan dengan segala keterbatasan, nyaris tanpa dukungan dari pemerintah desa setempat.

Bangunan TK Satap sebelumnya hancur total akibat gempa bumi yang mengguncang wilayah Halmahera Selatan pada tahun 2019. Sejak saat itu, proses pembelajaran hanya bisa berlangsung dengan menumpang di bagian belakang gedung UPTD, dalam ruang seadanya yang jauh dari layak untuk kegiatan belajar anak-anak usia dini.

Kepala TK Satap Saketa, Rosma Djafaf, A.Md., mengungkapkan bahwa hingga kini tidak ada pembangunan kembali, dan yang lebih ironis, para tenaga pendidik yang bertugas pun tidak pernah menerima honor. Meskipun Dinas Pendidikan telah mengalihkan tanggung jawab pembayaran honor ke pemerintah desa, dana tersebut tidak pernah disalurkan.

“Saya sudah berkoordinasi dengan dinas. Bahkan Kepala Bidang PAUD/TK dari Dinas Pendidikan langsung menelepon Kepala Desa Saketa, Idjul Kiat, menegaskan bahwa TK Satap berada dalam tanggung jawab Pemdes. Tapi hingga saat ini, tidak ada satu pun honor yang dibayarkan,” Ungkap Rosma.


Kondisi tersebut membuat sejumlah tenaga pendidik memilih mundur karena tidak memiliki penghasilan. Saat ini, hanya Rosma, satu-satunya tendik berstatus PNS, yang tetap bertahan, meski harus bekerja sendirian dengan fasilitas yang sangat terbatas.

Lebih memprihatinkan lagi, sebuah PAUD lain di desa tersebut yang sudah tidak aktif justru masih terus menerima alokasi dana dari pemerintah desa. Sementara TK Satap yang benar-benar aktif melayani puluhan anak-anak tidak mendapatkan bantuan apa pun, baik secara struktural maupun anggaran. 

Fakta ironis lainnya, anak dari Kepala Desa Idjul Kiat sendiri adalah lulusan TK Satap, namun kepedulian terhadap lembaga ini nyaris tidak terlihat.

“Lembaga ini pernah berjasa bagi banyak keluarga, Termasuk anak kades adalah alumni dari TK Satap, Tapi para tenaga pendidik tidak pernah dihargai. Ini bukan sekadar soal dana, ini soal tanggung jawab,” Tegas Rosma.

Ia mendesak agar pemerintah daerah, khususnya Dinas Pendidikan dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), segera turun tangan dan mengevaluasi kinerja Kepala Desa Saketa yang dinilai lalai dalam menjalankan tanggung jawabnya terhadap lembaga pendidikan di wilayahnya.

“TK Satap masih aktif, masih berjuang. Tapi jika tidak ada campur tangan pemerintah, kami hanya menunggu waktu sampai sekolah ini benar-benar tidak bisa bertahan lagi,” tutupnya.

Sementara itu sampai berita ini ditayangkan Kepala Desa Idjul Kiat tidak bisa dikonfirmasi melalui sambungan via telephone. 


Red/Yus

KALI DIBACA

No comments:

Post a Comment