
WARTAGLOBAL.ID — Suasana malam di Desa Baru, Kecamatan Obi, Kabupaten Halmahera Selatan mendadak mencekam. Sekitar pukul 23.20 WIT, warga dikejutkan oleh kobaran api yang melahap habis satu unit rumah milik Waatmi Ladasmin. Rumah yang terbuat dari papan itu ludes terbakar hanya dalam waktu sekitar 30 menit, menyisakan puing dan bara. Peristiwa ini menjadi duka mendalam bagi keluarga yang tinggal di rumah tersebut. Obi, 25 Juli 2025.
Menurut informasi yang dihimpun di lapangan, rumah tersebut dihuni oleh tiga orang, yaitu Waartati Ladasmin, siswi kelas III SD MIS Desa Baru; Laalfin Ladasmin, siswa kelas X SMA Negeri 6 Halsel; serta Waatni Ladasmin, yang kini duduk di kelas XII sekolah yang sama. Ketiganya adalah adik-adik dari pemilik rumah, Waatmi Ladasmin, yang saat ini sedang merantau di luar daerah untuk mencari nafkah.
Tragedi ini terjadi begitu cepat. Saat kebakaran melanda, dua anak berada di dalam rumah, sementara Waatni, sang kakak, sedang berada di luar rumah hendak meminjam korek api kepada ibunya untuk menyalakan obat nyamuk. Dalam hitungan menit, rumah tersebut berubah menjadi lautan api.
Waartati, si bungsu yang baru berusia sekitar 9 tahun, menjadi orang pertama yang menyadari adanya keanehan. Dalam keadaan panik, ia berlari keluar rumah sambil berteriak bahwa suhu di dalam rumah terasa sangat panas. Tak lama kemudian, asap tebal mengepul dari bagian belakang rumah, disusul kobaran api yang menyebar dengan cepat. Kepanikan pun pecah. Warga sekitar berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya, namun upaya tersebut tak membuahkan hasil karena material rumah yang mudah terbakar membuat api menjalar tanpa ampun.
Dalam keterangannya, Waatni Ladasmin menceritakan kejadian malam itu dengan suara terbata-bata. “Saya keluar rumah sebentar ke rumah ibu, mau pinjam korek api untuk nyalakan obat nyamuk. Baru sebentar keluar, tiba-tiba adik saya keluar dari rumah teriak-teriak, bilang panas sekali dalam rumah. Pas saya lari kembali ke rumah, sudah ada asap dan api dari belakang. Saya tidak tahu api itu asalnya dari mana,” tuturnya.
Sementara itu, sang ibu, Watisna Wally, yang tinggal sekitar 50 meter dari lokasi kebakaran, menangis histeris menyaksikan rumah anaknya rata dengan tanah. Ia menceritakan bagaimana paniknya saat mendengar teriakan anaknya dan melihat api membesar. Ia pun buru-buru berlari ke lokasi untuk menyelamatkan anaknya dan beberapa barang berharga yang bisa diselamatkan, termasuk sepeda motor milik keluarga.
“Kami panik sekali. Tidak tahu harus buat apa. Saya lihat api sudah besar, langsung saya bantu evakuasi anak saya dan motor. Semua barang-barang anak saya habis. Peralatan sekolah anak-anak saya juga habis semua. Saya minta belas kasih pemerintah, bantu kami, bantu anak-anak saya,” kata Watisna Wally, sambil terus menangis.
Kerugian dari kebakaran ini diperkirakan mencapai Rp100 juta, mengingat rumah beserta seluruh isinya hangus terbakar. Tidak ada satupun barang besar yang dapat diselamatkan, termasuk peralatan sekolah, pakaian, alat masak, dan perlengkapan elektronik.
Insiden ini juga mendapat perhatian dari pemerintah desa. Saat dihubungi via sambungan telepon, Kepala Desa Baru, Munir Hi. Halek, mengaku terkejut dengan informasi tersebut. Ia menyampaikan rasa prihatin dan memastikan akan turun langsung ke lokasi pada pagi harinya untuk memberikan bantuan awal.
“Saya benar-benar kaget dengan informasi ini. Saya belum tahu pasti kronologi lengkapnya. Tapi besok pagi saya akan turun langsung ke lokasi untuk melihat keadaan dan memberikan pertolongan pertama. Saya akan prioritaskan kebutuhan anak-anak, terutama peralatan sekolah yang sudah habis terbakar,” pungkas Munir.
Hingga berita ini diturunkan, namun hal ini masih memerlukan penyelidikan lebih lanjut dari pihak berwenang. Masyarakat Desa Baru berharap agar pemerintah, baik dari tingkat desa, kecamatan, maupun kabupaten, segera turun tangan memberikan bantuan tanggap darurat kepada keluarga korban, terutama mengingat tiga anak yang menjadi korban kehilangan tempat tinggal sekaligus seluruh keperluan sekolah mereka.
Kejadian ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi kebakaran, terutama di kawasan pemukiman padat dengan bangunan semi permanen atau berbahan kayu. Kebakaran semacam ini bisa terjadi kapan saja, dan upaya pencegahan serta sistem tanggap darurat yang lebih baik sangat diperlukan agar kejadian serupa tidak terulang.
Musibah ini telah meninggalkan luka yang mendalam, terutama bagi anak-anak yang masih harus menempuh pendidikan. Solidaritas dan kepedulian sosial sangat dibutuhkan agar mereka bisa kembali menjalani kehidupan dan pendidikan dengan semangat.
Reporter : Faldi Usman
Editor: Redaksi wartaglobal.id
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment