( TEMAN SEJATI )
OPINI..
Malut.WARTAGLOBAL.id Suara musik tanpa vokal, yang mengganggu dan tak pernah kuhapal benar, tiba-tiba terdengar dari pelantang handphone yang tergeletak di lantai samping ranjang pada pukul 11.31 Wit. Segera setelah aku terjaga, angka itu membayang di kepala. Angka yang kutentukan untuk membunyikan alarm di telepon genggam yang beberapa bulan ini selalu kubawa tidur.
Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Khusnul khotimah saudaraku Fatir Ade (wafat:01/072024. 11.30 WIT). Engkau bukan lagi sekadar teman, melainkan saudaraku yang selalu berbagi rasa. Setiap momen kebersamaan kita adalah kenangan yang tak akan pernah pudar. Semoga Allah SWT menerima semua amal ibadahmu, mengampuni segala dosa-dosamu, dan memberikan tempat terbaik di sisi-Nya.
Aku teringat saat kita pertama kali bertemu di sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Misbahul Aulad Labuha. Waktu itu, kita berdua sama-sama anak baru yang masih canggung mencari teman. Tak butuh waktu lama hingga kita menjadi akrab. Kita sering berbagi cerita tentang hobi dan impian, serta merancang masa depan yang kita bayangkan. Kamu dengan semangatmu yang selalu membara, dan aku dengan ketenanganku yang sering kali membuatmu kesal karena terlalu santai.
Saat itu, kita memiliki impian besar untuk menjelajahi dunia, melihat tempat-tempat baru, dan merasakan petualangan yang tak terlupakan. Kita merencanakan perjalanan impian, menabung sedikit demi sedikit dari uang saku kita. Meski akhirnya perjalanan itu belum sempat kita wujudkan, impian dan semangatmu selalu menjadi inspirasi bagiku.
Ketika kita lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), hidup mulai membawa kita ke arah yang berbeda. Kamu memilih untuk istrahat sambil membantu kedua orang tua, sementara aku tetap melanjutkan studi Ke Perguruan Tinggi. Meskipun jarak memisahkan, persahabatan kita tetap erat. Kita tetap saling berbagi cerita melalui telepon dan pesan singkat. Aku selalu ingat, setiap kali kamu pulang kampung, kita pasti menyempatkan waktu untuk bertemu. Momen-momen itulah yang membuatku selalu merasa dekat denganmu, meskipun jarak sering kali menjadi penghalang.
Satu momen yang tak akan pernah kulupakan adalah ketika kamu memberitahuku tentang diagnosa penyakit yang kau derita. Aku tahu, itu adalah masa-masa yang sangat berat bagimu. Namun, kamu selalu menunjukkan keberanian dan ketegaran yang luar biasa. Kamu menghadapi segala cobaan dengan senyuman, seolah-olah tak ada yang mampu menggoyahkan semangatmu. Aku sering kali terkejut melihat betapa kuatnya kamu, betapa kamu mampu menjalani hari-hari yang sulit dengan penuh ketabahan.
Kita sering kali berbicara tentang kehidupan, tentang apa yang membuat kita bahagia, dan tentang bagaimana kita bisa saling mendukung. Kamu selalu mengajarkanku untuk tidak menyerah, untuk selalu melihat sisi positif dari setiap situasi. Aku ingat, kamu pernah berkata, "Hidup ini terlalu singkat untuk dihabiskan dengan kesedihan. Kita harus terus maju, apapun yang terjadi." Kata-kata itu selalu terpatri dalam benakku, menjadi pengingat bahwa semangatmu selalu ada di sisiku.
Ketika aku mendengar kabar bahwa kamu telah berpulang, hatiku hancur. Rasanya seperti kehilangan bagian dari diriku sendiri. Aku tahu, kamu kini telah berada di tempat yang lebih baik, bebas dari segala penderitaan yang pernah kamu alami di dunia ini. Namun, kehilanganmu tetap meninggalkan luka yang mendalam di hatiku.
Saat ini, aku hanya bisa berdoa agar Allah SWT memberikan tempat terbaik untukmu di sisi-Nya. Semoga segala amal ibadahmu diterima, dan segala dosa-dosamu diampuni. Aku percaya, kamu kini berada di surga, tempat yang penuh dengan kebahagiaan dan kedamaian. Dan di sini, aku akan terus mengenangmu sebagai saudara yang selalu membawa kebahagiaan dan inspirasi dalam hidupku.
Selamat jalan, saudaraku. Meskipun ragamu telah tiada, kenangan dan semangatmu akan selalu hidup dalam hatiku. Semoga kita bisa bertemu lagi di kehidupan yang abadi, di surga-Nya kelak. Al-Fatihah untukmu, Fatir Ade.
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment