Malut. WARTAGLOBAL.id - Bupati Halmahera Selatan, Hasan Ali Bassam Kasuba, menghadiri undangan dari Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian Kementerian Pertanian dalam rangka National Inception Workshop yang digelar di Hotel Swiss-Belinn, Bogor, pada Selasa, 6 Agustus 2024.
National Inception Workshop ini merupakan bagian dari proyek Global Environment Facility (GEF) ke-7 yang berfokus pada pengembangan komoditas strategis seperti padi, talas, uwi, cengkeh, dan pala di tiga provinsi, yakni Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, dan Maluku Utara. Workshop ini diadakan untuk sosialisasi, koordinasi, dan sinergi dalam upaya memperoleh masukan serta dukungan dari berbagai pemangku kepentingan.
Dalam sambutannya, Bupati Bassam Kasuba menyampaikan bahwa keikutsertaan Hal-Sel dalam proyek GEF-7 ini adalah kesempatan penting bagi pemerintah daerah untuk terlibat dalam diskusi strategis mengenai pengembangan pertanian. “Tentu ini menjadi kesempatan kami, Pemerintah Daerah Halmahera Selatan, untuk hadir dalam diskusi Inception Workshop ini. Agenda GEF-7 ini membawa banyak hal positif bagi perkembangan pertanian di Halmahera Selatan,” ujar Bassam kepada media usai menghadiri workshop.
Bassam menjelaskan bahwa Halmahera Selatan memiliki luas wilayah 40 ribu kilometer persegi yang terbagi menjadi 30 kecamatan dan 249 desa, dengan komposisi wilayah yang didominasi oleh laut, yakni 78 persen, sementara daratan hanya 22 persen. “Kondisi ini menjadi salah satu tantangan luar biasa dalam menjalankan program-program di daerah, khususnya di sektor pertanian,” jelasnya.
Meskipun demikian, Bassam mengungkapkan bahwa pemerintah daerah telah berhasil melaksanakan beberapa program unggulan dalam tiga tahun terakhir yang difokuskan pada pengembangan perkebunan di Halmahera Selatan. Salah satunya adalah program pengadaan bibit tanaman pala dan cengkeh yang telah dilakukan sejak tahun 2021 hingga saat ini. “Kami telah mendistribusikan 167.475 bibit pala dan cengkeh kepada 87 kelompok tani,” ungkapnya.
Selain itu, program lain yang telah dijalankan meliputi pengendalian organisme pengganggu tanaman dengan menyediakan obat-obatan sebanyak 1.600 botol dan pembangunan sarana perkebunan berupa jalan produksi dan jalan tani yang diberikan kepada 62 kelompok tani. “Ini adalah upaya kami untuk meningkatkan produktivitas perkebunan di wilayah ini,” tambah Bassam.
Selain dikenal sebagai daerah pertanian, Halmahera Selatan juga memiliki kawasan industri pengolahan nikel yang terletak di Pulau Obi. Keberadaan industri ini, menurut Bassam, menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah karena peralihan pendapatan masyarakat dari sektor pertanian ke sektor industri.
“Kami berharap dengan adanya proyek GEF-7 ini, pemerintah pusat dapat melihat potensi program unggulan di bidang pertanian dan perkebunan di Halmahera Selatan. Harapannya, kami bisa menghadirkan industri pengolahan yang lebih berkembang di Halmahera Selatan,” harap Bassam.
Workshop ini tidak hanya menjadi ajang diskusi mengenai program-program pertanian, tetapi juga merupakan momentum penting bagi Halmahera Selatan untuk menunjukkan komitmen mereka dalam menjaga kelestarian dan keberlanjutan sumber daya alam, khususnya di sektor pertanian dan perkebunan. Partisipasi Halmahera Selatan dalam proyek GEF-7 diharapkan mampu membawa dampak positif bagi pertanian dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.
Reporter: wan
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment