Bahrain Kasuba: Sejumlah Warisan Budaya Halmahera Selatan Patut Dilestarikan - WARTA GLOBAL MALUT

Mobile Menu

Pendaftaran Jurnalis

Klik

More News

logoblog

Bahrain Kasuba: Sejumlah Warisan Budaya Halmahera Selatan Patut Dilestarikan

Sunday, 6 October 2024
Malut. WARTAGLOBAL.id - Halmahera Selatan, salah satu kabupaten di Maluku Utara, dikenal dengan kekayaan budayanya yang beragam. Namun, potensi budaya yang luar biasa ini belum dikelola dengan maksimal. Kekayaan budaya, jika tidak diberdayakan, bisa hilang begitu saja tanpa meninggalkan jejak yang bermakna bagi kehidupan masyarakatnya. Melestarikan budaya bukan hanya tugas pemerintah, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh warga yang hidup di wilayah tersebut. (06/10). 

Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), seperti yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, adalah bagian dari kehidupan masyarakat yang selama ini sering diabaikan. Padahal, nilai-nilai budaya tersebut membawa pesan penting untuk menjaga keharmonisan, kebersamaan, dan kemajuan masyarakat. Dalam upaya menjaga dan melestarikan kebudayaan ini, Bahrain Kasuba, salah satu tokoh penting di Halmahera Selatan, kembali menegaskan pentingnya pelestarian budaya sebagai bagian dari visi pembangunan daerah.

Pada periode kepemimpinannya sebagai Bupati Halmahera Selatan (2016-2021), Bahrain Kasuba dan wakilnya, Iswan Hasjim, telah memperjuangkan pelestarian budaya lokal. Salah satu pencapaian penting mereka adalah masuknya sejumlah karya budaya Halmahera Selatan dalam daftar WBTB yang dipatenkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 

Pada tanggal 10 Juli 2020, Direktorat Jenderal Kebudayaan menetapkan 14 karya budaya dari Maluku Utara sebagai WBTB, enam di antaranya berasal dari Halmahera Selatan. Karya-karya tersebut antara lain adalah Popas Lipu, Arungi Nusa, Batijak Kakang Lecak, Tarian Dendang, Batu Bacan, dan Tarian Togal. Ini merupakan bukti bahwa Halmahera Selatan memiliki warisan budaya yang sangat berharga dan perlu dilestarikan.

Bahrain Kasuba, yang kini maju sebagai calon Bupati dalam Pilkada 2024, menekankan bahwa pelestarian budaya adalah kunci untuk membangun jati diri masyarakat Halmahera Selatan. Menurutnya, budaya adalah pondasi yang memungkinkan masyarakat untuk saling mengenal, mengasihi, dan bertanggung jawab satu sama lain. Tanpa kesadaran akan pentingnya budaya, sulit bagi masyarakat untuk hidup harmonis dan berkemajuan.

"Bagaimana mungkin kita bisa saling mengenal, mengasihi, peduli, dan bertanggung jawab sementara nilai-nilai kebudayaan yang menuntut kita untuk hidup sering diabaikan?" ungkap Bahrain Kasuba dalam sebuah kesempatan wawancara. Baginya, nilai-nilai budaya harus dijadikan landasan dalam membangun masyarakat yang berkarakter dan berbudaya. Apa yang telah dirintis selama masa kepemimpinannya terkait pelestarian budaya harus dijaga dan dilanjutkan.

Bahrain juga menyoroti pentingnya memperjuangkan hak paten untuk karya-karya budaya lain yang belum tercatat sebagai WBTB. Ia berjanji bahwa jika terpilih kembali sebagai Bupati bersama wakilnya, Umar Hi Soleman, mereka akan mendorong karya-karya budaya yang belum dipatenkan untuk mendapatkan pengakuan resmi. Hal ini penting, tidak hanya untuk melindungi warisan budaya dari klaim pihak luar, tetapi juga untuk memastikan bahwa nilai-nilai budaya tersebut tetap hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang.

"Apa yang telah dirintis pada masa saya menjabat Bupati, terutama dalam hal kebudayaan, sudah sepantasnya dijaga dan dilanjutkan. Sementara itu, nilai-nilai kebudayaan yang belum dipatenkan akan menjadi tanggung jawab kita bersama untuk didorong agar diakui secara resmi," ujar Bahrain dengan penuh keyakinan.

Ia juga menyebutkan bahwa dalam program pemerintah ke depan, sektor kebudayaan akan tetap menjadi prioritas. Tidak hanya dalam hal pelestarian, tetapi juga dalam pengembangan budaya sebagai aset daerah yang bisa mendukung perekonomian masyarakat. Salah satu contohnya adalah pemanfaatan Batu Bacan, yang sudah terkenal sebagai salah satu batu mulia terbaik dari Halmahera Selatan. Menurutnya, jika dikelola dengan baik, Batu Bacan bisa menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi masyarakat setempat.

Bahrain juga berencana untuk mengadakan lebih banyak festival kebudayaan yang melibatkan masyarakat, terutama generasi muda, agar mereka dapat lebih mengenal dan mencintai warisan budaya lokal. Festival-festival ini diharapkan bisa menjadi ajang promosi budaya Halmahera Selatan, baik di tingkat nasional maupun internasional. "Generasi muda harus kita libatkan dalam pelestarian budaya. Mereka adalah penerus yang akan menjaga nilai-nilai budaya ini tetap hidup," tambahnya.

Sebagai seorang putra daerah kelahiran Desa Bibinoi pada 29 Januari 1967, Bahrain merasa memiliki tanggung jawab besar untuk melestarikan warisan budaya Halmahera Selatan. Ia percaya bahwa dengan melestarikan budaya, masyarakat Halmahera Selatan bisa hidup lebih harmonis, memiliki identitas yang kuat, dan mampu bersaing dengan daerah lain. Melalui kepemimpinannya, ia ingin memastikan bahwa budaya bukan hanya menjadi kenangan masa lalu, tetapi menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat.

Dengan begitu, Bahrain Kasuba tidak hanya melihat budaya sebagai sesuatu yang harus dilestarikan, tetapi juga sebagai potensi yang bisa dikembangkan untuk kemajuan daerah. Budaya adalah cerminan dari identitas, dan dengan menjaga budaya, berarti menjaga jati diri masyarakat Halmahera Selatan.

Redaksi: wan

KALI DIBACA

No comments:

Post a Comment