Malut. WARTAGLOBAL.id – Semangat baru tengah berhembus di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara, menyusul pernyataan Komisi II DPR RI yang menyebut wilayah ini sebagai salah satu daerah yang layak dimekarkan menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB). Pernyataan tersebut disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi II DPR RI dan Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), yang digelar pekan ini.
Agusti Talib, seorang politisi muda asal Pulau Obi, menyambut positif kabar tersebut dan mengungkapkan rasa syukurnya atas perkembangan terbaru terkait perjuangan panjang pemekaran wilayah Obi. Dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (8/5/2025), Agusti menegaskan komitmennya untuk memperkuat dukungan terhadap seluruh pemangku kepentingan, guna mempercepat proses penetapan dan realisasi DOB Obi.“Kami bersyukur setelah mendengar hasil RDP Komisi II DPR RI dengan Dirjen Otda Kemendagri. Ini menjadi tanda positif bahwa Obi memang layak dimekarkan,” ujar Agusti.
Menurut Agusti, perjuangan untuk menjadikan Obi sebagai DOB telah berlangsung selama 17 tahun, sejak deklarasi pertama pada tanggal 27 Januari 2009. Rentang waktu yang cukup panjang ini telah membentuk solidaritas dan kesadaran kolektif masyarakat Obi akan pentingnya otonomi daerah sebagai jalan untuk mempercepat pembangunan dan pemerataan kesejahteraan.
Pulau Obi, dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang cukup signifikan, selama ini dinilai kurang mendapat perhatian yang proporsional dalam kerangka pembangunan daerah. Jarak geografis yang jauh dari pusat pemerintahan Kabupaten Halmahera Selatan menjadi salah satu tantangan utama yang memperlambat akselerasi pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik.
Agusti menjelaskan bahwa dari segi kriteria administratif, Pulau Obi telah memenuhi syarat untuk dimekarkan. Pertumbuhan ekonomi daerah yang stabil, potensi sumber daya alam seperti nikel dan hasil laut, serta letak geografis yang strategis menjadi kekuatan utama yang mendukung kelayakan DOB Obi.
“Potensi yang dimiliki Obi sangat besar. Sumber daya alam yang melimpah dan masyarakat yang produktif adalah kekuatan kita. Namun, selama ini kita terhambat oleh keterbatasan kebijakan dan distribusi pembangunan yang tidak merata. Dengan menjadi DOB, kita bisa mempercepat pembangunan yang berkeadilan,” tegasnya.
Dalam semangat kebersamaan, Agusti mengajak seluruh elemen masyarakat Obi, mulai dari tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, akademisi, hingga masyarakat umum untuk menyatukan langkah dan visi demi mewujudkan DOB Obi. Ia menekankan bahwa pencapaian ini bukanlah hasil kerja satu individu atau kelompok tertentu, melainkan hasil perjuangan kolektif yang panjang dan penuh tantangan.“Kita harus saling mendukung, berkonsolidasi, dan bekerja sama, karena kita memiliki visi yang sama – DOB Obi harus terwujud,” kata Agusti dengan penuh semangat.
Ia juga mengingatkan bahwa tahapan menuju DOB masih membutuhkan perjuangan lanjutan, termasuk pemenuhan aspek legalitas dan administratif yang harus didorong bersama. Oleh karena itu, peran serta seluruh masyarakat dalam memberikan dukungan moral, sosial, dan politik sangat penting agar proses ini berjalan dengan lancar dan cepat.
Agusti menyatakan bahwa sinyal positif dari pemerintah pusat, khususnya dari Kemendagri dan DPR RI, harus dijawab dengan kesiapan dari masyarakat lokal. Ia juga akan mendorong adanya komunikasi politik yang intensif antara para tokoh Obi dengan pemerintah pusat dan pihak legislatif, agar aspirasi masyarakat dapat diterima secara maksimal.“Saya akan terus mengawal proses ini bersama teman-teman lain yang peduli terhadap masa depan Obi. Kita tidak bisa hanya berharap, kita harus bergerak dan menunjukkan bahwa kita siap menjadi DOB,” ujarnya.
Agusti yang juga dikenal aktif dalam berbagai organisasi kepemudaan dan sosial menyebut bahwa DOB Obi adalah bentuk tanggung jawab moral terhadap masa depan generasi muda. Ia percaya bahwa otonomi daerah akan membuka lebih banyak peluang kerja, pendidikan, dan partisipasi politik bagi pemuda Obi.“Generasi muda Obi harus menjadi bagian dari proses ini. Mereka bukan hanya penonton, tetapi pelaku sejarah yang akan mencatatkan momentum penting ini sebagai tonggak perubahan,” katanya.
Sebagai penutup, Agusti kembali mengajak seluruh warga Obi, baik yang tinggal di kampung halaman maupun di perantauan, untuk tetap solid dan tidak terpecah oleh isu-isu yang melemahkan perjuangan DOB.“Ini saatnya kita bersatu. Tidak ada yang lebih penting saat ini selain memastikan bahwa harapan 17 tahun ini benar-benar terwujud. Bersama, kita jemput DOB Obi,” tutup Agusti Talib.
Reporter: Faldi
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment