Tanpa Pandang Bulu, PANDIS Tegakkan Aturan dan Lindungi Sportivitas Piala Bupati Cup Halsel 2025 - Warta Global Malut

Mobile Menu


More News

logoblog

Tanpa Pandang Bulu, PANDIS Tegakkan Aturan dan Lindungi Sportivitas Piala Bupati Cup Halsel 2025

Tuesday, 9 December 2025


WARTAGLOBAL — Labuha | 09 Desember 2025. Turnamen sepak bola paling bergengsi di Halmahera Selatan, Piala Bupati Halsel 2025, kembali menegaskan komitmennya terhadap penerapan regulasi secara adil dan tanpa pandang bulu. Hal ini dibuktikan melalui keluarnya Surat Keputusan Panitia Disiplin (PANDIS) bernomor 001/SKEP/PANDIS-TPB/XII/2025 setelah melalui proses panjang dan profesional atas protes resmi yang diajukan oleh Tim Desa Laiwui pada 5 Desember 2025.

Protes tersebut berfokus pada dugaan penggunaan pemain tidak sah oleh Tim Desa Hidayat, khususnya terkait pemenuhan regulasi Pasal 10 tentang Pemain dalam buku aturan resmi Piala Bupati 2025. Dalam pasal tersebut, diatur bahwa pemain yang ber-KTP Kabupaten Halmahera Selatan namun memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) luar daerah, harus memiliki KTP terbit dalam rentang 1 Januari hingga 31 Desember 2024 agar memenuhi syarat keabsahan.

Menanggapi protes tersebut, PANDIS melakukan serangkaian proses verifikasi yang transparan dan mengutamakan asas keadilan. Pada 7 Desember 2025, PANDIS mengundang kedua manajer tim — Desa Laiwui dan Desa Hidayat — untuk rapat bersama di Sekretariat PANDIS. Kesepakatan dicapai setelah diskusi mendalam, termasuk keputusan bersama untuk mendatangi Dinas Dukcapil Kabupaten Halmahera Selatan demi memperoleh keterangan teknis langsung dari institusi yang berwenang terkait dokumen kependudukan.

Selanjutnya, pada 8 Desember 2025, PANDIS dan kedua manajer tim bersama-sama melakukan verifikasi dokumen (Kartu Keluarga) milik pemain yang menjadi objek protes. Setelah melalui pemeriksaan sistem kependudukan Dukcapil, Dinas terkait menerbitkan Surat Balasan Data Kependudukan yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Keputusan PANDIS.

Berdasarkan hasil verifikasi tersebut, ditemukan bahwa tiga pemain Tim Desa Hidayat dinyatakan tidak sah karena tidak memenuhi ketentuan Pasal 10 ayat (3) Regulasi Turnamen:

Nama Pemain / NIK / Terbit Dokumen / No.Punggung
Yusri Juma / 8201090204940001 / 27-11-2025 / 5
M. Taher Faruk / 8272041705040001 / 06-08-2025 / 15
M. Bayu Ardiyansa / 8271021001070003/12-08-2025 / 7

Merujuk pada Pasal 10 ayat (10–11), pelanggaran terhadap pasal tersebut menyebabkan pemain dinyatakan tidak sah, dan klub yang terbukti menggunakan pemain tidak sah dijatuhi sanksi DISKUALIFIKASI.

Dengan demikian, PANDIS secara resmi menyatakan bahwa Tim Desa Hidayat terbukti menggunakan pemain tidak sah sesuai bukti-bukti resmi dan hasil verifikasi dari Dukcapil. Keputusan final tersebut memastikan bahwa regulasi turnamen ditegakkan secara objektif untuk menjaga keseluruhan nilai sportivitas.

Dengan keluarnya Surat Keputusan ini, panitia menegaskan bahwa peraturan yang diterbitkan bukan sekadar formalitas, melainkan harus ditaati oleh seluruh tim tanpa kecuali. Protes Tim Laiwui terbukti bukan upaya mencari keuntungan, melainkan dorongan menjaga keadilan kompetisi agar seluruh peserta merasakan standar perlakuan yang sama.

Dalam wawancara resmi, Manajer Tim Laiwui, Wangkep, memberikan apresiasi kepada PANDIS. "Sejak awal kami melakukan protes, bukan karena ingin menjatuhkan tim mana pun, tetapi karena kami ingin keadilan ditegakkan. Semua tim datang bertanding dengan kerja keras, biaya, dan dukungan masyarakat. Maka aturan harus berlaku untuk semua. Hari ini, PANDIS telah membuktikan konsistensi dalam menegakkan regulasi, dan itu sangat kami hargai."

Ia juga menegaskan bahwa apa yang dilakukan bukan sekadar demi kepentingan Tim Laiwui. "Keputusan ini adalah kemenangan untuk sportivitas. Kami ingin Piala Bupati Halsel terus menjadi turnamen yang membanggakan, bukan kompetisi yang diwarnai pelanggaran."

Keputusan PANDIS pada 9 Desember 2025 menjadi bukti bahwa turnamen Piala Bupati Halsel 2025 tidak hanya menjunjung tinggi kualitas permainan, tetapi juga integritas regulasi. Dengan langkah tegas dan transparan yang diambil, keadilan kini benar-benar dirasakan, bukan hanya oleh Tim Laiwui, tetapi oleh seluruh tim peserta turnamen.

Turnamen masih berlanjut, dan harapan besar tumbuh bahwa semangat sportivitas akan menjadi energi utama hingga laga final berlangsung. Sepak bola bukan hanya tentang menang, tetapi juga tentang menjunjung nilai keadilan untuk semua.

Reporter : Faldi Usman

KALI DIBACA