Mahasiswa KKN dari IAIN Ternate, Anak Anggota Polri dari Kabupaten Kepulauan Sula |
Ternate, WARTAGLOBAL.id - Maluku Utara, Banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara pada Minggu dini hari (25/8/2024), telah membawa duka mendalam bagi banyak keluarga, termasuk keluarga seorang mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) dari IAIN Ternate. Mahasiswa tersebut diketahui adalah anak dari seorang anggota Polri, Ipda Ismid Salim, yang bertugas di Kabupaten Kepulauan Sula, salah satu wilayah di Maluku Utara.
Informasi mengenai korban ini terungkap setelah adanya konfirmasi melalui pesan aplikasi WhatsApp. Dalam percakapan tersebut, mengungkapkan kesulitan mereka untuk bisa datang ke tempat kejadian di Ternate. "Ada Mahasiswa Polisi Sula Pe Anak Ada KKN... dan Dri Sula Tidak ada Transportasi ke Ternate Ahirnya Papa Mama tidak bisa Datang Ambil Jenasah.. dengan terpaksa Kake serta Kelwarga Ambil jenaja Bawa Jailolo," tulis relawan dalam pesan WhatsApp tersebut.
Kondisi geografis dan keterbatasan transportasi menjadi penghalang bagi keluarga korban untuk segera tiba di Ternate. Kabupaten Kepulauan Sula yang terletak cukup jauh dari Ternate serta minimnya akses transportasi membuat keluarga hanya bisa mengirimkan kerabat dari Jailolo untuk menjemput jenazah sang mahasiswa.
Banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada pukul 04.00 dini hari tersebut disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut. Hujan lebat yang terus-menerus ini mengakibatkan tanah longsor dari bukit-bukit sekitar yang kemudian membawa material lumpur, bebatuan, dan air dalam jumlah besar ke pemukiman warga. Banyak rumah yang hancur tertimpa longsoran, dan sejumlah warga menjadi korban dalam peristiwa ini.
Pencarian korban jiwa di Kelurahan Rua oleh warga dan gabungan aparat, Minggu (25/8/2024) |
Proses evakuasi dan pencarian korban terus dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, BPBD, Basarnas, Polair, Brimob, dan masyarakat setempat. Namun, medan yang berat serta cuaca yang masih tidak menentu menjadi tantangan tersendiri dalam upaya penyelamatan tersebut.
Kepala Puskesmas Jambula, Fitria Muhammad, menyampaikan bahwa sebagian besar korban yang dibawa ke puskesmas sudah meninggal dunia saat tiba. Identitas para korban masih dalam proses identifikasi oleh pihak kepolisian. "Korban masih diidentifikasi oleh pihak kepolisian, tapi semua sudah meninggal. Kalau yang luka-luka dilarikan ke RS," ujar Fitria.
Bagi keluarga korban, terutama orang tua mahasiswa yang bertugas sebagai anggota Polri di Kabupaten Kepulauan Sula, kejadian ini tentu menjadi pukulan berat. Tidak bisa hadir untuk menjemput jenazah anaknya adalah duka yang mendalam, namun mereka tetap berusaha yang terbaik dengan mengirimkan keluarga dari Jailolo untuk mengambil jenazah sang anak.
Bencana ini tidak hanya membawa korban jiwa, tetapi juga menyisakan trauma dan kehilangan bagi para keluarga yang ditinggalkan. Pemerintah dan pihak terkait diharapkan dapat memberikan perhatian khusus dan bantuan yang memadai bagi para korban dan keluarga mereka, serta memastikan bahwa akses transportasi dan komunikasi.
Sementara itu, masyarakat sekitar Kelurahan Rua diimbau untuk tetap waspada mengingat cuaca yang masih belum stabil, serta potensi bencana susulan yang mungkin terjadi. Upaya penyelamatan dan pemulihan pascabencana masih terus dilakukan, dengan harapan tidak ada lagi korban jiwa yang jatuh.
Wr.G/* Malut
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment