PASKAH: Air Mata di Kayu Salib, Harapan dari Kubur Kosong - Warta Global Malut

Mobile Menu

Pendaftaran Jurnalis

Klik

More News

logoblog

PASKAH: Air Mata di Kayu Salib, Harapan dari Kubur Kosong

Tuesday, 15 April 2025


Jakarta, WartaGlobal.ID - Di atas bukit kecil yang disebut Golgota, sejarah dunia terbelah. Di antara debu dan darah, dalam keheningan langit yang muram, Sang Mesias tergantung di kayu salib. Bukan karena Ia bersalah, tetapi karena cinta-Nya terlalu besar untuk membiarkan dunia binasa tanpa harapan.

Paskah bukan sekadar perayaan liturgis. Ia adalah momen ketika langit dan bumi bertemu dalam duka, namun juga dalam janji. Di dalam tubuh Yesus yang terluka, tertoreh seluruh dosa umat manusia. Setiap paku yang menembus tangan dan kaki-Nya adalah lambang penderitaan dunia: kesombongan, ketamakan, pengkhianatan, dan kekerasan yang kita pelihara dalam hati kita sendiri.

Saat dunia sibuk dengan perayaan, dengan telur warna-warni dan ucapan selamat, sering kali kita lupa: Paskah dimulai dari sebuah kematian. Dari seorang Sahabat yang dikhianati. Dari seorang Guru yang diludahi murid-murid-Nya sendiri. Dari seorang Anak yang ditinggalkan semua orang, termasuk mereka yang paling Ia kasihi.

Yesus tidak hanya menanggung rasa sakit fisik yang luar biasa. Ia menanggung keterasingan total: "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" serunya dalam derita. Ini bukan teriakan manusia biasa. Ini adalah jeritan jiwa yang ditinggalkan oleh Surga, agar engkau dan aku tidak pernah ditinggalkan lagi.

Namun di sinilah letak keajaiban Paskah: penderitaan bukanlah akhir. Kubur yang gelap tidak mengalahkan terang. Paskah berbicara tentang sebuah kebangkitan—sebuah kenosis, pengosongan diri, yang justru melahirkan hidup baru. Dari tubuh yang tak berdaya, bangkit kekuatan yang tak tertandingi. Dari air mata salib, lahir sukacita surgawi.

Paskah bukan hanya tentang Yesus—ia adalah tentang kita. Tentang kamu yang pernah merasa tidak layak, merasa ditinggalkan, merasa gagal. Paskah adalah janji bahwa tidak ada dosa yang terlalu berat untuk diampuni, tidak ada luka yang terlalu dalam untuk disembuhkan. Karena Dia bangkit, kamu pun bisa bangkit. Karena Dia hidup, tidak ada yang sia-sia.

Namun sebelum sukacita itu, harus ada perenungan. Harus ada air mata. Karena hanya hati yang remuk yang bisa sungguh-sungguh mengerti kasih. Hanya mereka yang berani menatap salib, yang akan menemukan makna sejati dari pengampunan.


Mungkin kamu membaca ini dalam kesendirian. Mungkin hidupmu tak seperti yang kamu harapkan. Tapi Paskah mengajarkan: sekalipun dunia tidak mengenalmu, Salib mengenalmu. Dan di dalam Dia, kamu dicintai tanpa syarat.

Mari kita berhenti sejenak dari hingar-bingar. Mari kita lihat ke Salib. Di sana, tergantung cinta yang tidak bersyarat. Di sana, mengalir darah yang menyucikan. Di sana, air mata surga jatuh ke bumi—bukan sebagai tanda kekalahan, tapi sebagai benih kehidupan.

Paskah adalah kisah tentang air mata yang tidak sia-sia. Tentang luka yang membawa penyembuhan. Tentang kematian yang membuka pintu kehidupan kekal.

Jadi, jika kamu menangis hari ini, menangislah di kaki Salib. Sebab di sana, air matamu akan diubah menjadi pengharapan. Dan saat kamu menatap kubur kosong itu, kamu akan tahu: cinta lebih kuat dari maut. Dan kisahmu belum berakhir.

Selamat Paskah. Kristus telah bangkit. Ia bangkit untukmu.
Pimpinan Umum Warta Global Republik Teruntuk Saudara-saudara ku yang merayakan



ISBAT USMAN
Pimpinan UMUM

KALI DIBACA

No comments:

Post a Comment