Malut. WARTAGLOBAL.id - Menjelang Hari Raya Idul Adha, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Halmahera Selatan (Hal-Sel) kembali bersiap melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban di sejumlah titik wilayah yang dinilai rawan atau memiliki konsentrasi tinggi terhadap aktivitas jual-beli hewan. Kegiatan ini menjadi langkah preventif rutin yang dilakukan setiap tahun guna memastikan hewan kurban dalam kondisi sehat dan layak dikonsumsi masyarakat.
"Kita punya dokter hewan yang akan turun langsung ke lapangan didampingi oleh paramedik veteriner yang ada. Jumlahnya memang terbatas, tetapi akan kita maksimalkan agar bisa menjangkau sebanyak mungkin wilayah," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Agus Heriawan saat ditemui di kantornya.
Pemeriksaan ini difokuskan untuk mendeteksi secara dini adanya penyakit pada hewan ternak seperti sapi, kambing, dan domba yang biasanya digunakan sebagai hewan kurban. Penyakit yang diwaspadai meliputi antraks, penyakit mulut dan kuku (PMK), serta infeksi zoonosis lainnya yang dapat membahayakan manusia.
Kepala Dinas Agus Heriawan mengakui bahwa keterbatasan anggaran menjadi salah satu tantangan dalam pelaksanaan pemeriksaan menyeluruh di seluruh wilayah, terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau seperti wilayah Obi. Untuk itu, strategi yang diterapkan adalah dengan mengambil sampel dari daerah-daerah terdekat yang dapat dijangkau oleh tim medis.
"Kalau yang ada di Obi atau wilayah lain yang jauh dari pusat kota, itu nanti kita lihat juga, tergantung dari ketersediaan dana. Kalau dana cukup, kita akan jangkau semua. Tapi kalau tidak, maka kita akan ambil sampel dari wilayah yang bisa dicapai dan representatif," tambahnya.
Menurutnya, pemilihan sampel dilakukan secara selektif dan berdasarkan pertimbangan epidemiologis. Daerah yang memiliki lalu lintas hewan tinggi atau sering menjadi pusat distribusi hewan kurban akan menjadi prioritas utama dalam pemeriksaan. Tim pemeriksa akan melakukan pengecekan secara visual dan klinis, termasuk memeriksa kondisi mata, kuku, mulut, dan suhu tubuh hewan. Jika ditemukan gejala mencurigakan, hewan tersebut akan dikarantina atau tidak diperbolehkan untuk dijual sebagai hewan kurban.
"Sebenarnya pengecekan kesehatan hewan itu sudah menjadi pekerjaan rutin kami setiap tahun menjelang Idul Adha. Tujuannya tentu saja untuk menghindari penyakit yang ditimbulkan dari hewan itu sendiri. Kami ingin memastikan bahwa daging yang akan dikonsumsi masyarakat benar-benar aman dan sehat," jelasnya.
Kegiatan pemeriksaan ini juga menjadi bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat. Dalam waktu dekat, Dinas akan berkoordinasi dengan aparat desa, pedagang hewan, serta pengurus masjid yang biasanya menjadi lokasi pemotongan hewan kurban agar seluruh proses dari pemeriksaan hingga penyembelihan bisa berjalan sesuai dengan standar kesehatan dan syariat Islam.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak membeli hewan kurban dari sumber yang tidak terpercaya, dan disarankan membeli dari pedagang yang sudah terdata dan terverifikasi oleh Dinas. Dalam beberapa tahun terakhir, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan berhasil menekan angka penyakit hewan berkat kerja sama antara pemerintah, peternak, dan masyarakat dalam menjaga kesehatan hewan.
"Ini tanggung jawab kita bersama. Pemerintah melakukan pemeriksaan, tapi masyarakat juga harus cerdas dalam memilih hewan. Kalau ditemukan hewan yang sakit atau menunjukkan gejala aneh, segera laporkan ke Dinas," pungkasnya.
Dengan langkah-langkah antisipatif ini, diharapkan pelaksanaan kurban tahun ini dapat berjalan aman, lancar, dan sesuai dengan kaidah kesehatan serta agama. Pemerintah daerah menargetkan dalam waktu dekat seluruh kesiapan, termasuk logistik dan personel medis, dapat diselesaikan sebelum Idul Adha tiba.
Redaksi: wan
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment