Desa Marabose Bangkitkan Semangat Literasi Lewat Rumah Baca Takapi: Menopang Pengetahuan, Menumbuhkan Harapan - Warta Global Malut

Mobile Menu


More News

logoblog

Desa Marabose Bangkitkan Semangat Literasi Lewat Rumah Baca Takapi: Menopang Pengetahuan, Menumbuhkan Harapan

Thursday, 16 October 2025
OPINI: PUBLIK


Hal-Sel, WARTAGLOBAL.id - Di tengah derasnya arus globalisasi dan penetrasi teknologi digital yang kian menggeser kebiasaan membaca di kalangan masyarakat, Desa Marabose, Kecamatan Bacan, justru menyalakan api semangat baru lewat gerakan literasi rakyat. Sebuah inisiatif bernama Rumah Baca Takapi kini menjadi simbol kesadaran kolektif warga untuk menjadikan pengetahuan sebagai pilar utama pembangunan desa.

Rumah Baca Takapi berdiri bukan semata-mata sebagai tempat membaca buku, tetapi tumbuh menjadi ruang belajar bersama, wadah pemberdayaan masyarakat, dan titik temu antar-generasi yang haus akan ilmu. Di sini, anak-anak, remaja, hingga orang tua duduk bersama membaca, berdiskusi, dan saling berbagi pengetahuan tanpa batas usia, latar belakang, maupun status sosial.

Dengan berpegang pada nilai kemandirian intelektual, kesetaraan pengetahuan, dan semangat gotong royong, Rumah Baca Takapi hadir sebagai ruang yang membebaskan masyarakat dari sekat-sekat pendidikan formal. Ia menanamkan nilai berpikir kritis, kesadaran sosial, serta tanggung jawab kolektif terhadap masa depan generasi muda Marabose.

Makna “Takapi” dan Filosofi Gerakan Literasi

Nama Takapi diambil dari bahasa lokal Bacan–Kayoa yang berarti menopang atau menyokong agar tidak jatuh. Dalam konteks Rumah Baca Takapi, istilah ini dimaknai sebagai simbol penyangga kehidupan dan kekuatan komunitas dalam menghadapi tantangan zaman.

“Takapi adalah penyangga ilmu, tempat kita berteduh dari gelapnya kebodohan, dan berdiri membangun masa depan bersama,” begitu semboyan yang dipegang teguh oleh para pegiat literasi di rumah baca tersebut.

Gerakan ini berpijak pada pandangan bahwa literasi bukan sekadar kegiatan membaca dan menulis, melainkan gerakan pembebasan—pembebasan dari ketidakpedulian, ketergantungan, dan kebodohan. Melalui prinsip literasi sebagai pembebasan, gotong royong pengetahuan, pelestarian budaya lokal, dan kemandirian komunitas, Rumah Baca Takapi menumbuhkan kesadaran bahwa ilmu pengetahuan adalah kekuatan rakyat.

Berbagai kegiatan digelar rutin, mulai dari kelas membaca dan menulis kreatif, diskusi buku, hingga pelatihan pelestarian bahasa daerah. Semua itu dilakukan secara swadaya, dengan semangat kebersamaan yang menjadi napas kehidupan komunitas.

Apresiasi terhadap Pemerintah Desa Marabose

Kiprah Rumah Baca Takapi mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Desa Marabose. Baru-baru ini, pemerintah desa menyalurkan bantuan berupa buku bacaan anak sebagai bentuk dukungan terhadap penguatan gerakan literasi di tingkat akar rumput.

Bantuan tersebut disambut hangat oleh para pengelola dan relawan rumah baca. Mereka menilai langkah pemerintah desa bukan sekadar bentuk perhatian, tetapi wujud nyata dari komitmen moral terhadap kemajuan pendidikan masyarakat.

Menurut Muhammad Kasim Faisal, pegiat literasi sekaligus pendiri Rumah Baca Takapi, kolaborasi ini menjadi bukti bahwa pembangunan sumber daya manusia dapat dimulai dari bawah, dari semangat masyarakat yang dipadu dengan dukungan pemerintah.

“Bantuan buku bukan hanya dukungan material, tetapi bentuk kepedulian terhadap masa depan generasi muda. Literasi adalah benteng kedaulatan pengetahuan di era globalisasi,” ujar Kasim.

Ia menambahkan bahwa pemerintah desa telah menunjukkan teladan dalam membangun budaya baca dengan membuka ruang partisipatif bagi warganya. “Marabose bisa menjadi contoh bagi desa lain bahwa literasi adalah pondasi kemajuan. Dari membaca, kita belajar berpikir, dan dari berpikir, kita bisa membangun,” tambahnya.

Harapan dan Tujuan Gerakan

Ke depan, Rumah Baca Takapi menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat gerakan literasi berbasis komunitas. Melalui kolaborasi dengan lembaga pendidikan, tokoh masyarakat, dan pihak swasta, mereka berupaya menjadikan Marabose sebagai “Desa Literasi” yang berdaulat dalam pengetahuan.

Rumah Baca Takapi menargetkan beberapa capaian utama:

1. Menjadikan literasi sebagai sarana pengembangan intelektual dan karakter generasi muda.
2. Mendorong kolaborasi lintas elemen masyarakat — antara pemerintah, sekolah, dan komunitas.
3. Menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa membaca adalah bagian dari perjuangan membangun desa yang berkeadilan.
4. Menjadikan Desa Marabose sebagai teladan gerakan literasi berbasis kemandirian rakyat.

Selain itu, para penggerak Takapi juga tengah menyiapkan program “Satu Anak Satu Buku” yang akan dijalankan bersama relawan muda desa untuk menanamkan kecintaan membaca sejak usia dini.

Rumah Baca Takapi menjadi bukti bahwa perubahan besar bisa lahir dari hal sederhana. Di tangan masyarakat Marabose, buku tidak lagi sekadar benda mati di rak, tetapi obor pengetahuan yang menerangi jalan menuju masa depan.

Mereka percaya bahwa setiap halaman yang dibuka adalah langkah menuju kemandirian, dan setiap anak yang berani bermimpi adalah benih harapan bangsa. Dengan dukungan masyarakat dan kolaborasi lintas sektor, Rumah Baca Takapi akan terus berdiri sebagai penyangga ilmu, penopang harapan, dan cahaya bagi generasi desa.


KALI DIBACA