
Hal-Sel, WARTAGLOBAL.id — PT Halmahera Persada Lygend (HPAL), perusahaan pengolahan nikel yang beroperasi di Pulau Obi, kembali mengungkap data kapasitas produksi empat produk utama mereka, yakni Nikel Sulfat, Kobalt Sulfat, Cobalt Electrowinning, serta Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). Informasi tersebut disampaikan oleh Supervisor Nickel Sulfate PT HPAL, Rivaldo Lee Mogot, ketika ditemui di area industri perusahaan pada Selasa (18/11/2025).
Menurut Rivaldo, keempat produk tersebut memiliki fungsi strategis dalam rantai pasok industri nikel global, terutama bagi kebutuhan baterai kendaraan listrik. Namun, masing-masing fasilitas pemurnian memiliki kapasitas produksi yang berbeda. Ia menjelaskan bahwa Nikel Sulfat ditargetkan mencapai kapasitas produksi hingga 247 ton per tahun, sedangkan Kobalt Sulfat mampu mencapai sekitar 30 ribu ton per tahun. Untuk produk Cobalt Electrowinning, kapasitasnya berada di angka 4 ribu ton per tahun.
Sementara itu, untuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), proses produksi masih dilakukan secara bertahap seiring kebutuhan pasar dan peningkatan kualitas produk. Meski begitu, MHP justru menjadi komoditas yang paling diminati oleh mitra perusahaan.“Produk yang paling diminati dan paling banyak dibeli perusahaan adalah MHP. Berbeda dengan MHP, Nikel Sulfat dan Kobalt Sulfat lebih diprioritaskan untuk kebutuhan pabrik pengolahan baterai. Sedangkan harga Cobalt Electrowinning sempat melonjak akibat konflik di Afrika,” jelas Rivaldo.
Ia menambahkan, produksi Nikel Sulfat telah berjalan sejak 2023 dan kini menjadi salah satu penopang utama output perusahaan. Sementara produksi Cobalt Electrowinning baru dimulai pada 2024, namun untuk sementara dihentikan guna memfokuskan sumber daya perusahaan pada peningkatan produksi Kobalt Sulfat sesuai dinamika pasar.“Saat ini kami masih fokus pada tiga produk utama, yaitu Nikel Sulfat, Cobalt Electrowinning, dan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). Untuk produksi Kobalt Sulfat sendiri sementara dikurangi karena harganya sedang rendah,” kata Rivaldo.
Tidak hanya soal produksi, Rivaldo juga menekankan bahwa seluruh aktivitas pengolahan dan ekspor PT HPAL berada di bawah pengawasan ketat Sucofindo sebagai BUMN yang bertanggung jawab melakukan verifikasi dan pelaporan volume ekspor mineral. Hal ini penting guna memastikan seluruh kegiatan perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku.
Dalam kesempatan tersebut, Rivaldo turut menyoroti komitmen perusahaan terhadap aspek keselamatan kerja. Ia menjelaskan bahwa di gudang tempat ia bertugas terdapat sekitar 300 karyawan, dan sebanyak 95 persen di antaranya merupakan tenaga kerja asal Maluku Utara yang bekerja di berbagai lini produksi.“Seluruh karyawan difasilitasi dengan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap. Intinya, keselamatan kerja adalah prioritas utama bagi kami,” tegasnya.
Dengan permintaan pasar yang terus meningkat, terutama untuk produk MHP sebagai bahan baku industri baterai kendaraan listrik, Rivaldo memastikan bahwa PT HPAL akan terus meningkatkan efisiensi, kualitas produk, serta menjaga keselamatan kerja agar dapat bersaing di pasar global.
Redaksi: wan
KALI DIBACA