
Opini Oleh: Darwan Abd. Hasan
WARTAGLOBAL — Obi, 01 Desember 2025
Pulau Obi adalah pulau yang kaya, kandungan alamnya melimpah ruah—kaya mineral, kaya laut, dan kaya harapan. Namun di balik gemerlap industri dan lalu-lalang kapal besar, ada satu kebutuhan mendasar yang masih rapuh: ketahanan pangan. Banyak meja makan di Obi masih bergantung pada pasokan dari luar pulau. Harga sayur bisa berubah hanya karena cuaca buruk atau kapal terlambat. Dan setiap kali itu terjadi, kita sadar bahwa Obi belum benar-benar berdiri di atas kakinya sendiri.
Di tengah tantangan itu, sebenarnya Obi memiliki harapan besar (baca; generasi mudahnya). Generasi yang cerdas, energik, dekat dengan teknologi, dan memiliki semangat perubahan. Dan ketika energi besar ini diarahkan ke pertanian, muncullah sosok yang sangat dibutuhkan pulau ini yakni petani milenial.
Bertani Bukan Pekerjaan Biasa melainkan Panggilan Hati untuk setiap generasi, bertani di Pulau Obi bukan sekadar menanam. Ini adalah upaya menjaga dapur-dapur tetap berasap mengepul, menjaga harga tetap terjangkau, dan memastikan setiap keluarga bisa makan yang layak.
Bayangkan saja, setiap kali seorang petani muda menanam satu bibit itu artinya, ia sedang menanam harapan untuk seluruh komunitasnya. Di balik setiap daun yang tumbuh, ada masa depan yang lebih aman. Di balik setiap panen, ada keluarga yang tersenyum karena kebutuhan mereka terpenuhi.
Menjadi petani milenial di Obi adalah panggilan untuk menjadi penjaga masa depan dipulau ini. Selama ini, masih banyak anak muda memilih bekerja di industri pertambangan, itu bukan hal yang salah. Namun ketahuilah, pertanian memberikan kebebasan yang berbeda: kebebasan menciptakan, kebebasan mengatur waktu, dan kebebasan membangun sesuatu yang benar-benar milik sendiri.
Sebetulnya Generasi muda memiliki apa yang tidak dimiliki generasi sebelumnya, seperti kemampuan menggunakan teknologi digital, cara berpikir kreatif, keberanian mencoba hal baru, dan semangat untuk terus belajar.
Sebagai misal, dengan teknologi seperti hidroponik, vertikultur, dan rumah tanam sederhana, lahan yang sempit bukan lagi hambatan. Generasi muda bisa mengubah halaman kecil menjadi kebun produktif, dan mengubah kesulitan menjadi peluang.
Pertanian di Obi Adalah langkah mencintai. Cinta pada keluarga, cinta pada desa, dan lebihnya lagi cinta pada tanah kelahiran, pulau obi tercinta.
Saat seorang pemuda memutuskan untuk bertani, artinya ia tidak hanya memikirkan hari ini, tetapi juga ia sanggup memikirkan masa depan anak-anak Obi agar tidak lagi bergantung pada kapal yang datang dari luar pulau sebagai pemasuk pangan di pulau ini. Setiap sayuran yang tumbuh di tanah Obi adalah simbol kemandirian.
Setiap panen adalah bukti bahwa kita mampu berdiri sendiri (baca; BERDIKARI).
Ketahanan Pangan bisa dimulai dari Keberanian satu Orang, kelompok kecil, kemudian menjadi besar. Kadang, perubahan besar tidak dimulai oleh pemerintah atau perusahaan. Ia dimulai oleh seorang anak muda yang berani berkata:“Saya ingin Obi bisa makan dari tanahnya sendiri.”
Dengan keberanian itu, muncul kebun-kebun baru, muncul ide-ide baru, dan muncul harapan baru. Dari satu orang, menjadi dua. Dari dua, menjadi komunitas. Dan dari komunitas, lahirlah sebuah gerakan-gerakan petani milenial. Inilah kekuatan yang membuat Obi bisa mandiri.
Dengan bekerja keras bersama-sama, kita bisa mengubah wajah negeri kita tercinta pulau Obi menjadi lebih maju dan berbudaya. Bayangkan sebuah pulau Obi yang tidak lagi khawatir saat kapal terlambat, bayangkan harga sayur-mayur yang menjadi stabil. Bayangkan hasil bumi yang melimpah dari halaman-halaman rumah, dari kebun-kebun milenial, dari inovasi anak muda.
Tentu kita bisa, kita betul-betul mampu, dan generasi muda lah yang memegang kuncinya. Semoga dengan ini dapat Menggetarkan Semangat kaum mudah Obi untuk mau bertani dan kreatif agar hidup bisa lebih mandiri.
Pulau Obi membutuhkan petani milenial bukan sekedar hanya untuk bertani saja, tetapi untuk menjadi fondasi kemandirian, sebagai penjaga ketahanan pangan, dan menjadi penerus harapan.
Sesungguhnya, generasi milenial, generasi Z, generasi alpha, dalam kolaborasi generasi muda Obi sangat memiliki kekuatan untuk mengubah pulau ini dari daerah yang bergantung pada pasokan dari luar menjadi daerah yang mandiri dan kuat.
Kalau bukan kita yang membangun ketahanan pangan Obi, siapa lagi?
Dan jika bukan dari sekarang, ya kapan lagi?
Red
KALI DIBACA