
WARTAGLOBAL — Obi, 07 Desember 2025 | Nilai luhur gotong royong kembali menemukan ruangnya dalam aktivitas nyata pembangunan pertanian di Kecamatan Obi. Bukan hanya menjadi slogan, budaya kerja bersama tersebut kini menjadi spirit kolektif masyarakat Desa Buton dalam menggerakkan sektor pangan. Pada kegiatan penanaman padi terintegrasi yang berlangsung di kawasan persawahan Desa Buton pada pukul 08.00 hingga 17.30 WIT, masyarakat memperlihatkan bahwa kerja kolaboratif mampu menjadi fondasi untuk membangun kemandirian pangan daerah.
Gotong-royong sendiri memiliki makna mendalam dalam tradisi bangsa Indonesia. Dalam konteks budaya, ia diartikan sebagai kerja bersama tanpa pamrih untuk mencapai tujuan bersama. Koentjaraningrat, antropolog terkemuka Indonesia, menjelaskan gotong-royong sebagai sistem kerja sama tolong-menolong dalam aktivitas sosial masyarakat agraris. Pada 1 Juni 1945, Presiden Soekarno menguatkan makna ini dengan menyebut gotong-royong sebagai asas tunggal yang dinamis — sebuah “gugur gunung” di mana satu pekerjaan dan satu hasil dicapai melalui kerja bersama, keringat bersama, serta perjuangan saling membantu.
Semangat itu tercermin jelas dalam pelaksanaan program penanaman padi terintegrasi di Desa Buton. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kelompok Tani Desa Buton, Pemuda Obi dan sejumlah pemangku kepentingan desa, kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari HARITA NICKEL lewat program CSR nya. Penanaman bersama menjadi bagian dari rangkaian program penguatan ketahanan pangan daerah sekaligus penegasan pentingnya kolaborasi antarunsur masyarakat demi peningkatan produktivitas dan kemandirian pertanian.
Program ini dirancang untuk mengintegrasikan pengetahuan praktis petani dengan energi dan peran strategis generasi muda. Para petani berbagi keterampilan budidaya, sementara pemuda terlibat dalam memperluas partisipasi masyarakat, modernisasi pola kerja, hingga praktik dokumentasi dan inovasi berbasis digital. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem pangan di Kecamatan Obi secara jangka panjang.
Ketua Koperasi Tani Bersatu Milenial Obi, Darwan Adu Hasan, menjelaskan bahwa penanaman ini merupakan langkah sistematis untuk menjaga keberlanjutan produksi pertanian.
“Kegiatan ini adalah langkah programatis untuk menjamin kesinambungan produksi pangan. Melalui kolaborasi antara petani dan pemuda, kami menata proses modernisasi dan efisiensi sektor pertanian secara terstruktur. Ini momentum besar untuk membangun fondasi ketahanan pangan yang lebih kuat dan berkelanjutan,” tegasnya.
Dari unsur pemuda, Safrin Alimuddin menegaskan komitmen generasi muda terhadap pertanian bukan sekadar simbolis.
“Keterlibatan pemuda dalam kegiatan ini bersifat strategis dan berjangka panjang. Kami ingin memastikan bahwa pemuda menjadi bagian dari pembangunan yang produktif dan inklusif. Semoga kontribusi ini dapat mendorong inovasi, kolaborasi lintas sektor, dan manfaat jangka panjang bagi masyarakat,” ungkapnya.
Kegiatan ini juga mendapatkan dukungan teknis dari penyuluh pertanian dan perangkat desa. Selain prosesi penanaman, peserta memperoleh pembekalan teknis mengenai praktik budidaya padi yang efektif, manajemen pengairan, pemupukan terpadu, hingga penerapan pertanian ramah lingkungan untuk menjaga keberlanjutan lahan sawah.
Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Obi, Hamka Kamarullah, yang turut hadir dan ikut menanam bersama, menilai kegiatan ini sebagai tonggak penting pembangunan pangan berbasis kolaborasi masyarakat.
“Kegiatan hari ini bukan hanya penanaman, tetapi penguatan ekosistem pertanian. Ketika petani, pemuda, pemerintah desa, dan pemangku kepentingan lain bergerak bersama, maka kita bukan hanya menanam padi tapi kita menanam masa depan ketahanan pangan Obi. BPP akan terus mendampingi agar praktik pertanian yang modern, efisien, dan berkelanjutan dapat berjalan maksimal,” tuturnya.
Suasana gotong royong tampak nyata sepanjang kegiatan—dari pagi hingga sore. Semua unsur masyarakat membaur bekerja bersama tanpa memandang usia maupun peran sosial. Semangat bahu-membahu memperlihatkan bahwa kekuatan kolektif mampu menggerakkan pembangunan desa tanpa harus menunggu proyek besar atau intervensi dari luar.
Menutup kegiatan, Kelompok Tani Desa Buton bersama Pemuda Obi menegaskan bahwa program penanaman terpadu ini bukan kegiatan sekali jalan, melainkan akan dilanjutkan secara berkala untuk memperkuat ketahanan pangan, membuka ruang kerja produktif berbasis pertanian, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara inklusif di Kecamatan Obi.
Dengan kembalinya nilai gotong royong sebagai budaya hidup masyarakat, Desa Buton menunjukkan bahwa kemandirian pangan dapat dibangun melalui kolaborasi, kesadaran bersama, dan kerja tanpa pamrih. Masyarakat Obi tidak hanya menanam padi hari ini — mereka menanam harapan, keberlanjutan, dan masa depan ketahanan pangan daerah.
Reporter : Faldi Usman
KALI DIBACA