
WARTAGLOBAL — Kawasi, Kecamatan Obi, Rabu 5 November 2025. Harita Nickel kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung keberlanjutan sektor pertanian di wilayah Kepulauan Obi melalui penyelenggaraan kegiatan “Sekolah Ladang” yang resmi dimulai di Salam Kawasi, Desa Kawasi, Kecamatan Obi. Kegiatan ini ditandai dengan penanaman durian bersama sebagai simbol dimulainya rangkaian pelatihan dan pembelajaran bagi para petani binaan Harita Nickel.
Dengan mengusung slogan “Belajar di Ladang, Panen Pengetahuan, Tumbuh Berkelanjutan,” Sekolah Ladang menjadi wadah baru bagi para petani untuk saling bertukar pengalaman, meningkatkan keterampilan teknis, serta mempererat hubungan antarpetani di seluruh Kepulauan Obi. Program ini akan berlangsung selama dua hari, mulai tanggal 5 hingga 6 November 2025, dan diikuti oleh puluhan petani dari berbagai desa di Kepulauan Obi yang telah menjadi bagian dari program pendampingan Harita Nickel.
Program Sekolah Ladang merupakan inisiatif kolaboratif antara Harita Nickel dan komunitas petani yang tersebar di Kepulauan Obi. Melalui program ini, para petani akan mendapatkan berbagai pelatihan teknis seputar pertanian berkelanjutan, pemanfaatan lahan, pengolahan pupuk organik, serta strategi peningkatan produktivitas hasil pertanian dengan tetap menjaga keseimbangan ekosistem.
Menurut perwakilan Harita Nickel Suryo Aji, Salam Kawasi dipilih sebagai lokasi kegiatan karena memiliki makna dan peran penting bagi perkembangan pertanian lokal. Diharapkan Kawasi bukan hanya dikenal sebagai wilayah industri Pertambangan Nickel saja,tetapi bisa menjadi tempat yang digunakan untuk belajar langsung di lapangan atau sebagai pusat pembelajaran teknis pertanian bagi seluruh petani di Kepulauan Obi.
“Kami berharap Salam Kawasi dapat menjadi pionir bagi para petani untuk terus berkembang dan menjadi pusat pembelajaran yang menginspirasi,” ujar beliau saat sambutan
Suryo Aji juga dalam sambutannya menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan tidak hanya berhenti pada dua hari pelatihan, melainkan dapat terus berkelanjutan sebagai wadah pertukaran ilmu dan praktik baik antarpetani.
Dalam kegiatan pembukaan Sekolah Ladang ini, hadir pula dua sosok yang telah dikenal luas oleh masyarakat pertanian di Kepulauan Obi, yakni Ibu Siti Marnia dan Bapak Darwan Adu Hasan. Keduanya disebut sebagai “Lokal Hero” di bidang pertanian karena berhasil mengimplementasikan berbagai pengetahuan dan teknik pertanian yang mereka peroleh dari program pendampingan Harita Nickel.
Kehadiran dua figur inspiratif ini memberikan semangat tersendiri bagi para peserta. Mereka tidak hanya dikenal sebagai petani sukses, tetapi juga sebagai tokoh yang selalu aktif mendampingi petani lain di daerah masing-masing. Melalui pengalaman dan dedikasi mereka, banyak petani di Kepulauan Obi yang mulai berani melakukan inovasi di lahan pertanian mereka.
Sejak awal, Harita Nickel melalui berbagai program tanggung jawab sosial dan lingkungan (CSR) serta Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) telah berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas masyarakat lokal, khususnya di sektor pertanian. Program Sekolah Ladang merupakan salah satu bentuk nyata dari komitmen tersebut.
Perwakilan Harita Nickel menyampaikan bahwa perusahaan ingin agar Salam Kawasi tidak hanya menjadi tempat pelatihan sesaat, tetapi menjadi pusat inovasi pertanian berkelanjutan di Kepulauan Obi. “Kami terus berkomitmen untuk mendampingi para petani, berbagi ilmu, dan tumbuh bersama mereka. Petani adalah mitra penting kami dalam menjaga keberlanjutan lingkungan,” ungkapnya.
Selain itu, Harita Nickel juga memberikan apresiasi tinggi kepada tim Salam Kawasi yang telah berhasil menginisiasi kegiatan ini. Menurutnya, keberhasilan terselenggaranya Sekolah Ladang merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi antara perusahaan, petani binaan, serta pemerintah daerah setempat.
Albertus Darukumara, Koordinator Salam Kawasi Harita Nickel, dalam sambutannya menjelaskan bahwa Salam Kawasi dibentuk dengan tujuan utama sebagai tempat pembelajaran dan praktik pertanian bagi seluruh petani dan masyarakat sekitar. Ia menjelaskan bahwa kawasan Salam Kawasi dulunya merupakan lahan yang tergolong tandus dan kurang produktif, namun melalui pendampingan dan pengelolaan yang baik, lahan ini kini telah menjadi contoh nyata bahwa lahan kritis pun bisa berubah menjadi tempat belajar yang subur dan bermanfaat.
“Kami ingin menunjukkan bahwa di lahan tandus sekalipun, jika dikelola dengan ilmu dan semangat kebersamaan, hasilnya bisa luar biasa. Salam Kawasi bukan hanya tempat menanam, tapi juga tempat tumbuhnya pengetahuan dan harapan,” ungkap Albert dengan penuh semangat.
Ia menambahkan, keberadaan Salam Kawasi juga membuka peluang bagi para petani muda untuk belajar dan berinovasi dalam mengembangkan metode pertanian yang ramah lingkungan.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Hamka Kamarullah, koordinator dari Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Obi, yang juga memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif Harita Nickel. Menurutnya, kegiatan Sekolah Ladang ini memberikan manfaat besar bagi petani karena dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pertanian berkelanjutan.
“Marilah kita menjadi petani yang mampu meningkatkan produksi pertanian dengan tetap mempertahankan bahan-bahan organik. Jangan hanya mengandalkan pupuk kimia, karena keberlanjutan tanah dan lingkungan kita adalah investasi untuk masa depan,” ujarnya dalam sambutan.
Hamka juga menekankan pentingnya peran peserta pelatihan sebagai agen perubahan di komunitasnya masing-masing. Ia berharap agar setiap peserta yang hadir di kegiatan Sekolah Ladang dapat membagikan ilmu dan pengalaman yang mereka peroleh kepada petani lain di desa mereka. “Dengan cara itu, manfaat dari kegiatan ini bisa meluas dan memberi dampak nyata bagi seluruh wilayah Kepulauan Obi,” tambahnya.
Puncak acara pembukaan Sekolah Ladang ditandai dengan kegiatan penanaman pohon durian bersama antara perwakilan Harita Nickel, para petani binaan, dan tamu undangan lainnya. Penanaman ini bukan sekadar simbol seremonial, tetapi juga memiliki makna mendalam sebagai lambang pertumbuhan dan keberlanjutan.
Durian dipilih karena merupakan tanaman yang bernilai ekonomi tinggi dan cocok dengan kondisi iklim wilayah Obi. Dengan penanaman ini, diharapkan Salam Kawasi akan menjadi kawasan yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat belajar, tetapi juga produktif dari sisi hasil pertanian.
Melalui Sekolah Ladang, Harita Nickel berupaya membangun interelasi yang kuat antarpetani dalam satu komunitas yang solid dan saling mendukung. Tujuan utama program ini adalah menciptakan jaringan petani yang mampu berbagi pengetahuan, berinovasi, dan bersama-sama menghadapi tantangan pertanian modern.
Kegiatan selama dua hari ini tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga praktik langsung di lapangan, termasuk cara pembuatan pupuk organik, pengelolaan tanah berkelanjutan, dan manajemen hasil panen. Semua kegiatan diarahkan untuk menciptakan petani yang cerdas, mandiri, dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Melalui kerja sama yang erat antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat, Sekolah Ladang diharapkan akan menjadi titik awal dari lahirnya generasi petani baru yang tangguh, berdaya saing, dan berkomitmen terhadap keberlanjutan.
Reporter : Faldi Usman
KALI DIBACA